Murni Sri Kemuning, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bung Hatta diutus mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Ia dijadwalkan mengikuti Program PMM selama satu semester dengan matakuliah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yakni antara Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta dengan Program Studi Seni Teater ISI Padangpanjang. Hal ini disambut baik oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang Dr. Irwan, S. Pd., M. Pd. bersama Ketua Program Studi Seni Teater Dr. Dede Pramayoza, S. Sn., M.A. ketika menerima kedatangan penanggung jawab kegiatan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta, Dr. Ineng Naini, M. Pd.

Sementara itu, di Program Studi Seni Teater ISI Padangpanjang, lulusan berorientasi kepada profesi sebagai kritikus teater yang bekerja pada bidang-bidang tertentu yang masih berkaitan dengan dunia pertunjukan teater. Profesi lulusan maupun bidang pekerjaan yang dapat dilakoni tergantung kepada kompetensi yang didalami oleh mahasiswa pada proses perkuliahan. Hal ini juga relevan dengan bidang-bidang yang dapat disandingkan dengan bidang yang terdapat di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, di antaranya wacana bahasa Indonesia, kritik sastra, sastra modern, hingga matakuliah yang berkaitan dengan riset di bidang seni/sastra.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini diinisiasi oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta untuk meningkatkan motivasi belajar, pengalaman di luar kampus, serta kreativitas yang diperolehnya di kampus mitra. Tentunya, mitra yang dipilih telah memiliki reputasi yang sangat baik dan telah menghasilkan lulus yang kompetitif di bidangnya.

“Di samping meningkatkan kualitas lulusan, hal ini juga merupakan upaya untuk mengejawantahkan kerja antarperguruan tinggi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta akan terus memperkuat kerja sama dengan mitra-mitra yang dapat mendukung peningkatan kualitas lulusan sehingga pengalaman belajar di luar kampus asalnya dapat membentuk mereka menjadi insan yang kompetitif dan berkarakter,”jelas Rio Rinaldi, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta (29/9/24).

Kegiatan ini juga disponsori oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Program Bantuan Akselerasi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi Mendukung Kampus Merdeka Mandiri dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi.Keberhasilan implementasi kurikulum di perguruan tinggi ditandai dengan adanya perubahan pola pikir dari cara pandang kurikulum berbasis konten yang kaku menjadi kurikulum berbasis capaian pembelajaran yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif untuk menyiapkan lulusan menjadi insan dewasa yang mampu berdikari.

Kurikulum yang inovatif dan adaptif adalah kurikulum yang berorientasi kepada kebutuhan keterampilan abad 21, job landscape, science vision, perkembangan teknologi, serta mampu merekognisi aktivitas program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Sementara itu, kurikulum yang kolaboratif adalah kurikulum yang dikembangkan bersama dengan mitra, di antaranya adalah program studi sejenis, pemangku kepentingan, serta dunia usaha dan dunia industri(DUDI). Di sisi lain, rancangan kurikulum yang mengakomodasi berbagai perubahan dan kebutuhan di atas, diharapkan dapat menjadi dasar bagi program studi, tidak hanya untuk memfasilitasi mahasiswanya di dalam mengikuti berbagai Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) MBKM, tetapi juga dapat menjadi modal bagi program studi untuk menyelenggarakan kampus merdeka mandiri yang dapat diikuti oleh mahasiswanya dan mahasiswa dari program studi lain di perguruan tinggi sendiri maupun dari perguruan tinggi lain.

Hal ini juga diselenggarakan dalam rangka merespon kebutuhan program studi untuk melakukan rekonstruksi ataupun reorientasi kurikulum yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (*)